Pelatih PS Bengkulu Terancam Masuk Bui
Pelatih PS Bengkulu Nasrul Koto terancam masuk penjara jika tagihan biaya penginapan tim PS Bengkulu senilai Rp 35 juta di Hotel Harri Kota Medan, Sumatera Barat, tidak dilunasi dalam dua hari ini. Pihak hotel berencana melaporkan masalah ini ke polisi.Nasrul Koto saat dihubungi via telepon mengatakan hingga saat ini dia masih dalam keadaan baik. Pihak hotel pun masih memperlakukan dia selayaknya pengunjung. “Hanya saja akses saya keluar hotel dibatasi karena dikhawatirkan akan melarikan diri,” katanya saat dihubungi via telepon, Kamis (14/4).
Nasrul mengatakan pihak manajemen hotel telah memberi ultimatum keras kepada dia agar segera melunasi biaya penginapan Tim PS Bengkulu saat berlaga di Kota Medan. “Saya hanya berharap, manajer dan kawan-kawan yang ada di Bengkulu dapat segera menyelesaikan persoalan keuangan ini agar kita berdua dapat segera pulang,” ujar dia yang didampingi asistennya itu.
Nasrul berharap, pemerintah dapat membantu untuk melunasi seluruh biaya penginapan. "Kalaupun seandainya pemerintah tidak membantu, saya
siap untuk dilaporkan sebab hal ini menyangkut nama baik Bengkulu,” ujarnya. “Tetapi, seharusnya ada tindak lanjut dari pemerintah daerah untuk menyelesaikan masalah ini,” dia menambahkan.
Sementara itu, sekretaris dan para pemain PS Bengkulu kembali akan mendatangi kantor Pemerintah Provinsi Bengkulu hari ini. Mereka ingin meminta bantuan pemerintah provinsi melunasi biaya penginapan hotel.
" Kita ingin bertemu dengan Plt Gubernur agar membantu melunasi biaya penginapan, sebab saat ini pelatih dan asistennya masih berada di Medan sebagai jaminan pihak hotel," kata Burhanuddin, Kiper Tim PS Bengkulu.
Selain ancaman dilaporkan pihak manajemen hotel, Tim Tobo Kito juga
terancam tidak dapat bertanding melawan Persitara Tangerang jika pelatih mereka masih berada di Medan. Diakui Burhanuddin, sebelum timnya berangkat ke Medan, memang tidak ada jaminan dari pemerintah dana tersebut akan dikucurkan. Namun, PS Bengkulu harus tetap
bertanding jika tidak ingin dikeluarkan dari Divisi Utama. "Selama kami bermain, pengurus terus berusaha melobi pemerintah, tetapi sampai sekarang belum berhasil,” ujar Burhanuddin.
Burhanuddin dan kawan-kawan juga menuntut pemerintah dapat membayar gaji pemain, pelatih dan official yang belum dibayarkan terhitung sejak Maret dan April. "Gaji yang harus dibayarkan selama satu bulan sekitar Rp 30 juta untuk seluruh pemain, pelatih dan official," ujarnya.
Sementara itu Ketua KONI Zainal Abidin mengatakan pihaknya tidak memiliki anggaran untuk PS Bengkulu. “Lagi pula dalam Permendagri terbaru diatur, jika pemerintah daerah tidak diperkenankan memberikan anggaran kepada klub bola,” ujarnya.
No comments:
Post a Comment